~ JANGAN LUPA MENGUCAPKAN SELAWAT DAN SALAM KE ATAS JUNJUNGAN BAGINDA RASULLULLAH S.A.W. DAN KELUARGA BAGINDA SEMASA MEMASUKI BLOG INI :-)~

Selasa, 26 Julai 2011

Oh betapa sempurnanya...

SUMBER PETUNJUK

Al-Qur’an sebagai sebuah Kitab yang diturunkan oleh Allah pencipta semesta alam berfungsi sebagai petunjuk bagi orang-orang yang takut kepada Tuhan (takwa). Allah tidak ada menetapkan kitab lain untuk dijadikan sebagai sumber petunjuk.

Kitab ini, tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang yang takwa. [Q.S. 2:2]

Petunjuk al-Qur’an meliputi penjelasan atas segala sesuatu yang dihukumkan Allah atas manusia, baik itu berupa ketetapan, suruhan, maupun larangan.

“Bukanlah (al-Qur’an) itu perkataan yang diada-adakan, tetapi ia membenarkan (Kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan petunjuk serta rahmat bagi kaum yang beriman.” [Q.S. 12:111]

TERJAGA

Diantara upaya syaitan untuk menjauhkan manusia dari al-Qur’an adalah dengan cara meniupkan keragu-raguan atas keaslian al-Qur’an. Kita jangan sampai goyah oleh godaan semacam itu karena Allah sendiri telah menjamin untuk menjaga al-Qur’an.

"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Peringatan (al-Qur’an), dan Kamilah yang menjaganya." [Q.S. 15:9]

JELAS DAN MUDAH

Semua perintah, larangan, dan ketetapan yang diturunkan Allah untuk manusia tertulis dengan jelas di dalam al-Qur’an. Selain jelas, al-Qur’an juga dimudahkan Allah untuk jadi peringatan bagi manusia. Selama kita membuka hati terhadapnya maka petunjuk cahaya keselamatan akan didapatkan.

"(al-Qur’an) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang berpengetahuan. Tiada yang menyangkal ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim". [Q.S. 29:49]

“Seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Allah yang menjelaskan, supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan dari kegelapan kepada cahaya”. [Q.S. 65:11]

Dengan sifat ayat-ayat al-Qur’an yang jelas dan menjelaskan maka untuk mengikutinya tidak diperlukan apa yang diistilahkan sebagai “asbabun nuzul”, “ilmu nahwu-sharaf” dan sebagainya. Terjemahan al-Qur’an dalam berbagai bahasa dengan mudah bisa didapati sekarang ini.

Syarat-syarat “asbabun nuzul”, “ilmu nahwu-sharaf” dan sebagainya diada-adakan oleh orang zalim untuk membuat manusia “ngeri” terhadap al-Qur’an. Padahal, Allah sendiri menyatakan bahwa al-Qur’an itu dimudahkan-Nya untuk menjadi peringatan

“Dan sesungguhnya telah kami mudahkan al-Qur'an itu untuk peringatan. Maka adakah orang yang mau memikirkan?” [Q.S. 54:17]

Penguasaan bahasa Arab tentu saja nilai lebih yang positif. Namun kembali, hal itu bukanlah syarat untuk memahami al-Qur’an.

TERPERINCI

Disamping memberi petunjuk atas segala sesuatu, Allah memfatwakan bahwa al-Qur’an bersifat terperinci. Terperinci artinya adalah terperinci. Orang-orang yang tidak beriman kerap tidak bisa mencerna sebuah kata dalam bahasa Indonesia tersebut.



Dengan fatwa Allah ini gugurlah fatwa-fatwa ajaran palsu yang mengatakan bahwa al-Qur’an masih bersifat garis besar dan dibutuhkan sumber lain untuk memerinci petunjuk-Nya.



“Apakah kepada selain Allah aku mencari hakim, padahal Dialah yang telah menurunkan Kitab kepadamu secara terperinci? Dan orang-orang yang telah kami turunkan Kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Kitab itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali menjadi orang yang ragu-ragu.” [Q.S. 6:114]



Tingkat keterperincian al-Qur’an adalah sesuai dengan yang dikehendaki Allah. Bisa saja Allah menetapkan suatu hal dengan batasan yang longgar seperti tentang rangkaian gerakan shalat (berdiri, ruku’, dan sujud) yang tidak ditetapkan bagaimana bentuknya. Sebaliknya bisa pula Allah menetapkan sebuah batasan yang sangat ketat sebagaimana dapat dibaca pada ayat tentang waris di bawah ini.



“Allah mewasiatkan kepadamu tentang (pembagian warisan) untuk anak-anakmu, yaitu: bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan. Jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua orang, maka bagi mereka 2/3 dari harta yang ditinggalkan, dan jika anak perempuan itu seorang saja maka ia memperoleh 1/2 harta. Dan untuk dua orang ibu bapak, bagi masing-masing memperoleh 1/6 dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak. Jika yang meninggal itu tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu bapaknya saja, maka ibunya memperoleh 1/3. jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya memperoleh 1/6 sesudah dipenuhi wasiat dan hutang-hutangnya… .Dan bagi kamu 1/2 dari harta yang ditinggalkan istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika istri-istrimu mempunyai anak maka kamu memperoleh 1/4 dari harta yang ditinggalkannya, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuatnya dan hutang-hutangnya. Dan bagi para istri memperoleh 1/4 dari harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri itu memperoleh 1/8 dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat dan hutang-hutangnya. Dan jika seseorang wafat baik laki-laki atau perempuan yang tidak meninggalkan bapak dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki atau seorang saudara perempuan, maka masing-masing dari kedua saudara itu memperoleh 1/6. Tetapi jika saudara-saudara lebih dari seorang, maka mereka berbagi dalam yang 1/3 sesudah dipenuhi wasiat dan hutang-hutangnya dengan tidak merugikan. Itulah ketetapan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.” [Q.S. 4:11-12]



Karena Allah bisa menetapkan suatu ketentuan dengan sangat ketat dan mendetil jika Dia mau, maka ketika ada perintah yang kesannya ”sederhana”, memang hanya begitulah yang Dia mau.



Sebagai contoh, Allah memerintahkan untuk membasuh empat anggota tubuh sebelum shalat, bukan tujuh anggota tubuh. Kalau ada yang menilai bahwa perintah membasuh empat anggota tubuh masih belum cukup terperinci, maka orang tersebut telah menganggap dirinya lebih tahu daripada Tuhan.



LENGKAP



Selain terperinci, al-Qur’an pun dengan lengkap memuat segala pesan Allah untuk manusia tanpa ada yang diluputkan oleh-Nya. Allah mustahil lupa, karenanya tidak bisa diterima keberadaan kitab lain apapun yang diklaim sebagai “pelengkap” al-Qur’an.



“… tidak Kami luputkan sesuatupun di dalam Kitab itu, kemudian kepada Tuhan merekalah, mereka akan dikumpulkan”. [Q.S. 6:38]



Terhadap hal-hal yang tidak ditetapkan Allah di dalam al-Qur’an, maka terpulang kepada manusia untuk menimbang dan memutuskannya. Termasuk ke dalam hal-hal yang tidak ditetapkan ini adalah: cara beternak, konsep acara resepsi pernikahan, cara mandi, detil penyelenggaraan jenazah, dan lain-lain.



SEMPURNA



Untuk mempermudah pemahaman tentang sifat al-Qur’an yang sempurna, kita dapat merenungi tubuh kita. Allah telah menciptakan bentuk tubuh manusia secara sempurna. Apabila kemudian muncul tambahan daging tumbuh (tumor) pada tubuh manusia, itu bukan sesuatu yang akan semakin menyempurnakan melainkan penyakit yang harus dihilangkan.



Begitu juga dengan al-Qur’an yang Allah katakan telah sempurna, syariat tambahan yang digandengkan bersama al-Qur’an merupakan bid’ah yang harus dihapuskan.



”Dan telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (al-Qur’an) dengan kebenaran dan keadilan. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-Nya dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” [Q.S. 6:115]



PENGUJI KEBENARAN KITAB LAIN

Allah telah menurunkan kitab suci-kitab suci lain sebelum akhirnya Ia menurunkan al-Qur’an melalui Nabi penutup. Kitab suci yang telah diturunkan sebelum al-Qur’an telah mengalami banyak distorsi melalui campur tangan pemuka-pemuka agama (yahudi dan nasrani) yang mengubah ayat-ayat Allah dan menukarnya dengan ucapan-ucapan mereka sendiri.



Sepatutnya manusia (agama apapun) yang takut kepada Allah tidak lagi mencari kebenaran pada kitab suci-kitab suci terdahulu. Bila ingin menemukan kebenaran haruslah mencarinya pada al-Qur’an karena ia diturunkan Allah sebagai batu ujian untuk menilai kebenaran kitab-kitab sebelumnya.



Dan Kami telah menurunkan kepada kamu Kitab dengan kebenaran, yang membenarkan Kitab sebelumnya, dan menjaga (kebenaran)nya. Maka putuskanlah antara mereka menurut apa yang telah ditirunkan Allah, dan janganlah mengikuti keinginan mereka dengan mengabaikan kebenaran yang telah datang kepadamu. [Q.S. 5:48]





Hak Cipta Hanya milik Allah SWT